Pages

Selasa, 08 Desember 2009

Koin untuk Prita



Siang tadi saat mau membeli makanan, tanpa sengaja mata saya tertumbuk pada kardus yang bertuliskan “KOIN PEDULI PRITA” dari sebuah organisasi masyarakat. Kardus yang diletakkan di pertigaan jalan masuk perumahan dosen UIN Jakarta tersebut menarik perhatian saya. Sepintas lalu saat memasukkan beberapa lempeng koin seratusan, saya melihat sudah cukup banyak koin yang terkumpul. Tidak hanya koin, uang kertas dari beragam pecahan pun juga ada di dalamnya. Ini menunjukkan kepedulian masyarakat kepada Prita, seorang ibu yang sedang menghadapi “perang” yang berat melawan sebuah perusahaan.
Kasus Prita dengan RS OMNI memang menyita perhatian publik. Tak kurang dari pejabat negeri ini sampai ke akar rumput masyarakat memberikan suntikan moral kepada Prita untuk tegar menghadapi cobaan tersebut. Sebuah surat elektronik yang berisi keluhan terhadap RS OMNI yang ia forward ke banyak temannya, telah membuat RS OMNI kebakaran jenggot. Mereka menuntut Prita ke pengadilan dengan tuduhan telah melakukan pencemaran nama baik.
Kini, setelah proses pengadilan yang panjang, Prita telah dijatuhi vonis, salah satunya adalah membayar denda Rp 204 juta. Uang yang tidak sedikit untuk tuduhan yang lebih bersifat keluhan tersebut. Kendati pihak pengacara Prita akan naik banding, seperti yang saya ketahui dari media, tak ada salahnya penggalangan koin tersebut tetap dilakukan. Ini adalah sinyal dari kita, masyarakat yang bebas menyampaikan unek-unek pikiran. Masyarakat bebas menyatakan pendapat. Termasuk keluhan-keluhan seperti yang dilakukan saudari Prita.
Seorang Prita melawan sebuah institusi perusahaan. Sungguh terlalu besar yang ia hadapi. Ibarat cicak lawan komodo. Apalah yang bisa dilakukan oleh orang kecil macam Prita tersebut jika tanpa sokongan dari masyarakat akar rumput negeri ini. Walaupun putusan hakim memberikan vonis bersalah kepada Prita. Masyarakat tidak akan tinggal diam begitu saja jika sebuah keluhan pelayanan rumah sakit dirasa tidak memadai…
Dan, kini koin telah, sedang, dan akan terus dikumpulkan. Koin, memang apalah artinya! Recehan yang terkadang terabaikan oleh kita. Koin kembalian belanja juga jarang kita simpan di tempat aman, sering ia kita golekkan begitu saja di lantai, meja, di atas lemari, atau di laci yang tak terkunci. Koin juga identik dengan cilik. Sangat tepat jika koin menjadi simbol bagi kita masyarakat cilik untuk menunjukkan rasa simpati kesetiakawanan sosial sesama wong cilik. Dengan nominal ratusan juta penduduk, koin dari kita semua untuk Prita bisa menggelamkan arogansi perusahaan yang mengurus orang sakit—yang konon katanya menyandang embel-embel internasional tersebut!
Dan, semoga koin jugalah nantinya akan membungkam kepongahan hukum dan institusi rumah sakit yang tak mau dikritik dan dikeluhi, yang telah mendenda Prita sedemikian besar. 200 juta dengan uang koin semua? Itu cukup untuk menenggelamkan kantor jajaran direksi RS OMNI.....

Zamroni Rangkayu Itam

lebih lanjut baca ; koin keadilan

1 comments:

ahamughny mengatakan...

wah, kayaknya kampanye PDI-P nih, sorry ya saya bukan wong cilik.....tp tenang ja saya slalu dkung wong clik

Posting Komentar