Dalam sebuah postingan situs grup diskusi online, disampaikan sebuah topik ke board dicussion tentang kata “pagi”. Dalam postingan dipertanyakan apa itu sebenarnya pagi. Menurut sang penanya, istilah pagi itu tidak jelas, ada yang mengatakan bahwa pagi dimulai berkisar antara pukul 04.00 sampai pukul 05.00, hal ini merujuk kepada kata ‘subuh’, dimana orang Islam sholat dua rokaat, dan secara harfiah ‘subuh’ berarti ‘pagi’. Namun ada pula yang mengatakan lain, pagi itu berawal dari pukul 00.00? Tak percaya? Lihatlah para komentator sepakbola ketika menyiarkan acara pertandingan di dini hari, mereka mengucapkan “selamat pagi pemirsa…”, bukan “selamat malam” yang mereka ucapkan, apalagi “selamat siang”.
Masih dalam board disscussion tersebut, tampak sekali Penanya ingin mengenali apa persisnya makna pagi tersebut. Hal itu terlihat dari usahanya dalam melontarkan ide pembagian zona istilah waktu, pagi berawal dari pukul segini sampai pukul segitu, siang dari pukul segini sampai pukul segitu, dan begitu juga malam.
Dari postingan yang menggelitik peserta diskusi tersebut, ada beragam pendapat masuk ke dalam board. Sang penanya pun memilih jawaban terbaik menurut versinya sendiri. Pembagian zona istilah tersebut adalah;
PAGI = 00.00 - 06.00
SIANG = 06.01 - 15.00
SORE = 15.01 - 18.00
MALAM = 18.01 - 24.00
SIANG = 06.01 - 15.00
SORE = 15.01 - 18.00
MALAM = 18.01 - 24.00
Namun, ada catatan yang diberikan atas jawaban tersebut, sang penjawab menggarisbawahi zona-zona pembagian tersebut berdasarkan pengalaman dia dan keluarganya. Dikatakannya, orang lain bisa saja tidak setuju dengan pembagian tersebut, dan masih katanya lagi, bukankah banyak orang yang menganggap pukul 9 atau pukul 10 itu masih pagi?
Jadi, apa itu sebenarnya pagi? Saya rasa, kita semua setuju kalau kata pagi itu masih rancu jika dikaitkan dengan pukul dan zona waktu seperti siang, dan malam. Apakah pagi itu waktu dimana orang sarapan dengan segelas teh dan sekerat roti? Apakah pagi itu saat dimana orang makan nasi uduk berikut tempe gorengnya? Apakah pagi itu adalah saat dimana semua orang mandi, gosok gigi, atau setidaknya mencuci muka saja?
Hwaahhh, ngafretto!
Sesimpel atau sekompleks apapun makna kata pagi, yakinlah semua kita punya jawaban yang berbeda. Teman saya Sudir, lebih senang mengartikan pagi sebagai saat untuk makan gorengan dengan segelas kopi kapal api hitam. Teman saya yang lain, si Jon, lebih suka memaknai pagi sebagai santapan rohani dengan cara menatap semburat jingga warna sang fajar, awal dari belaian hangat sang Surya.
Kalau saya sendiri, tak ada masalah dengan pendapat Sudir atau pun Jon. Bagi saya, pagi itu tak terikat dengan waktu, pagi adalah saat dimana sesorang bangun dari tidurnya. Tak peduli apakah bangunnya itu pukul 11.30, pukul 14.30, atau pukul 20.30 sekali pun, jika disaat itu saya bangun dari tidur, maka dari situlah pagi saya dimulai. Dan, dari situlah gorengan, kopi atau teh, akan sangat berguna mengisi perut keroncongan, seperti yang yang dikatakan teman saya tadi, Sudir dan Jon.
Nah! Bagaimana pula dengan Anda?
0 comments:
Posting Komentar