Pages

Minggu, 15 November 2009

Kupu-Kupu Kehidupan


Kita mungkin kerap meremehkan hal-hal kecil. Sesuatu yang tampaknya sepele acap kali kita pandang sebelah mata. Padahal, banyak hal-hal besar dapat terjadi berawal dari hal yang kecil.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, kepakan sekumpulan kupu-kupu di Brazil mengakibatkan badai tornado di belahan negara lain. Hal ini bukan lah isapan jempol belaka. Dalam penelitian ilmiahnya selama satu dekade, Edward Lorenz, ahli meteorologi Amerika Serikat, memaparkan temuannya tersebut pada tahun 1972. Dalam makalahnya dipaparkan bahwa sistem tertentu mempunyai ketergantungan yang sangat sensitif terhadap kondisi awal; dan perubahan yang sangat kecil dari suatu kondisi dalam suatu sistem yang dinamis dapat menyebabkan perubahan yang besar dalam jangka panjang. Ia menamakan fenomena ini sebagai “Efek Kupu-kupu”. Ada fakta yang mengatakan bahwa kepakan sayap kupu-kupu dapat menyebabkan perubahan atmosfer di sekelilingnya dan menyebabkan arus lemah. Arus yang lemah ini dapat memengaruhi atmosfer atau sistem lain di lingkungan, dan reaksi berantai ini akhirnya akan mengarah ke perubahan yang lebih drastis ke sistem yang lainnya. Lorenz menunjukkan bahwa setiap kepakan sayap kupu-kupu dan tindakan manusia berpengaruh terhadap iklim global.
Tak kurang presiden kita, SBY, pernah memarahi orang Pertamina karena hal-hal yang sepele. Dalam pertemuan sang Presiden dengan jajaran Pertamina tersebut ternyata mikrofon tidak berfungsi dengan baik. Pertemuan yang sejatinya membahas kepentingan khalayak banyak tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar hanya gara-gara mikrofon. Kata presideng lagi, bagaimana mungkin kita bisa bertempur memecahkan masalah besar dengan baik jika masalah kecil saja tidak dapat diurus. Presiden kita, SBY, tersebut benar, urusan besar akan bisa diatasi jika urusan-urusan kecil terkendali.
Lihat pula bagaimana Daud, raja Yahudi itu bisa terjerumus ke dalam lingkaran dosa. Berawal dari ketidaksengajaan dia melihat seorang perempuan sedang mandi, telah cukup membuat raja yang saleh itu jatuh ke kubangan iblis. Berawal dari mata, timbul rasa ingin tahu yang kemudian berujung pada rasa ingin memiliki. Kemudian sedikit demi sedikit bisikan setan mulai mempengaruhi benaknya. Akibatnya terjadilah skandal; Daud menzinahi perempuan yang bukan isterinya, belakangan diketahui oleh Daud ternyata perempuan yang Betsyeba tersebut adalah istri dari salah satu panglima perangnya. Jadilah Daud merasakan buah dari perbuatannya. Perzinahan yang berbuah kehamilan itu rupanya menghasilkan dosa yang baru lagi. Untuk menghilangkan jejak skandalnya,  suami Betsyeba yang sedang berada dalam peperangan selama berbulan-bulan diperintahkan untuk berada di pos paling depan, pos paling dekat dengan kubu lawan. Akibatnya, penempatan pos itu menjadi tiket ke akhirat bagi suami Betsyeba. Dengan demikian, Daud telah berhasil menyingkirkan skandalnya. Sedangkan Betsyeba, dengan statusnya sebagai janda, memungkinkan Daud meminangnya sebagai istrinya yang baru.
Teori “Efek kupu-kupu” di atas cukup menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Alam, sebagai tempat kita bergantung hidup telah menunjukkan sedikit misterinya yang sangat bernilai. Dalam kehidupan sehari-hari harusnya kita dapat pula mengambil hikmah. Hal-hal kecil yang selalu terabaikan bisa saja menjadi sesuatu yang harus kita bayar mahal di kemudian hari.
Memang dalam hidup tak ada orang yang sempurna. Semua orang tentu pernah berbuat kesalahan. Dan, kesalahan bukanlah sesuatu hal yang selalu harus disesali dan ditangisi, melainkan harus diperbaiki. Untuk  memperbaikinya tentu mebutuhkan kemauan yang kuat. Harus ikhlas menerima masukan, kritikan atupun cacian. Karena pada dasarnya sesuatu akan berubah dengan baik apabila kita punya niat yang baik pula.
Begitu pula dengan kehidupan bermasyarakat. Orang kaya tidak bisa seenaknya memandang rendah yang miskin. Orang kota tidak bisa seenaknya sombong merasa modern dan menganggap orang desa kolot. Seorang atasan tidak bisa pula bertindak semena-mena terhadap bawahan. Bahkan dalam sepakbola, seorang striker tidak boleh jumawa, membusungkan dada, sebagai ujung tombak tim yang mencetak gol kemenangan.
Apa yang bisa dilakukan oleh si kaya apabila tidak ada si miskin yang menopang segala kebutuhan hidupnya. Apa pula yang bisa dilakukan oleh orang kota apabila tidak ada pasokan beras dan sayuran dari petani di desa. Bagaimana seorang atasan di perusahan atau institusi bisa survive jika tidak ada bawahan yang menjalankan perintah. Dan, apa pula yang bisa dilakukan oleh seorang striker tim sepakbola jika pemain lawan tinggal berhadapan langsung dengan kiper tim mereka. Kesemuanya adalah bagian dari sebuah sistem yang saling mendukung. Si kaya akan berarti jika ada si miskin. Orang kota akan tenang jika aktifitas tani di desa berjalan lancar. Perusahan akan sukses jika atasan dan bawahan bahu membahu dan bekerja sama dengan baik. Sebuah tim akan solid jika pemainnya bermain dengan apik dari lini ke lini, mulai dari kiper sampai striker. Dengan demikian timbul keselarasan yang mebuahkan hasil yang baik.
Kepakan sayap kupu-kupu, halus, dan lembut. Siapa sangka kehalusan dan kelembutan kepakannya menghasilkan dampak tiupan angin yang maha dahsyat. Kehalusan dan kelembutan kepakannya bisa melenakan. Keterlenaan itulah yang membuat kita pada akhirnya harus membayar mahal atas sikap sendiri. Kupu-kupu, hanyalah makhluk kecil ciptaan Tuhan, ia menyimpan “ayat”, sabda Tuhan yang ada pada dirinya. Dengan sabda-Nya, kupu-kupu tetap menjadi bagian dari sistem alam sesuai dengan sunnah-Nya. 

Zamroni Rangkayu Itam


kredit gambar : http://sal3ho.multiply.com

0 comments:

Posting Komentar