Pages

Selasa, 10 November 2009

Bintang



Di sebuah gerai DVD bajakan sebuah mall daerah Lebak Bulus, seorang calon pembeli berujar; “Ah, enggak mau Mbak, gak ada bintangnya, terus gak ada review-nya lagi!”. Saya yang berdiri tak jauh dari sana maklum apa maksudnya.
Bintang yang dimaksud oleh calon pembeli tersebut adalah bintang yang biasanya ada pada sampul DVD. Bintang menunjukkan kualitas. Bagus atau tidaknya sebuah film. Semakin banyak bintang yang diberikan, semakin baik. Bintang tak ubahnya sebuah indikator pengarah, saran singkat, gambaran kualitas. Dalam hal DVD, biasanya bintang tersedia terbatas kepada lima bintang. Kalau full bintang yang diberikan pengamat dan para kritisi film, maka film tersebut secara tak langsung berbunyi “tak ada cacat”.
Di tengah era informasi yang semakin mengglobal—tanpa batas wilayah negara, memang memungkinkan untuk mempengaruhi persepsi publik. Ini, sudah jelas merupakan salah satu peran media yang terpenting. Kita tahu, terkadang kebenaran tercipta atas seberapa banyak orang yang menganut kebenaran tersebut. Dalam masalah film tadi misalnya. Kenapa si calon pembeli tidak mau membeli DVD yang ditawarkan pemilik gerai hanya karena tak ada bintang dan review yang tertera di sampul DVD. Bukankah ada kemungkinan-kemungkinan bahwa DVD tersebut adalah film yang bagus. Sudah jelas, si calon pembeli menganut pandangan paham orang kebanyakan. Artinya, jika di sampul DVD tertera semacam komentar orang besar perfileman bahwa film ini bagus, two tumns up, luar biasa, dan sebagainya, mungkin saja si calon pembeli akan berminat memasukkan film tersebut ke dalam kantong belanjanya.
Bagaimana menurut Anda?


0 comments:

Posting Komentar